1 |
Vitamin K2 (menaquinone) |
- |
|
Semua produk pangan kecuali formula bayi, formula lanjutan, MPASI, PKMK untuk bayi dan anak |
- |
|
|
2 |
Laktoferin |
Batas maksimum 200 mg/100 g produk |
|
Susu Bubuk |
- |
|
|
3 |
Beta-hydroxy-beta-methylbutyrate (HMB) |
Penambahan HMB maksimum 0,7 g per saji
|
Zat non-gizi |
semua jenis pangan olahan, kecuali Kategori Pangan 13.0 Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus (PKGK) |
-13 - Semua Jenis Kategori Pangan kecuali Kategori Pangan 13.1.1, 13.1.2 dan 13.2 |
|
|
4 |
Astaxanthin dari Haematococcus pluvialis |
Astaxanthin dari Haematococcus pluvialis dapat ditambahkan sebagai senyawa non gizi pada beberapa jenis pangan dengan persyaratan sebagai berikut:
A. Batas maksimal yang dapat ditambahkan:
1. Minuman Serbuk Kopi (14.1.5 Minuman Serbuk Kopi): batas maksimal 20 mg/kg
2. Cokelat hitam manis, cokelat susu, cokelat putih (05.1.4 Produk Kakao dan Cokelat): batas maksimal 10 mg/kg
3. Sari buah (14.1.2.1 Sari buah): batas maksimal 2 mg/kg
4. Madu (11.5 Madu): batas maksimal 60 mg/kg
5. Minuman cokelat (05.1.1 Bubuk Minuman Cokelat (Drinking Chocolate): batas maksimal 20 mg/kg
6. Minuman serbuk berperisa (14.1.4.3 Konsentrat (Cair atau Padat) untuk Minuman Berbasis Air Berperisa: batas maksimal 30 mg/kg
7. Permen (05.2.1 Kembang Gula Keras/Permen Keras): batas maksimal 20 mg/kg
8. Tepung bumbu (06.6 Tepung Bumbu): batas maksimal 0,02 mg/kg
B. Spesifikasi:
1. Kemurnian astaxanthin tidak kurang dari 5% total astaxanthin, yang dihitung sebagai astaxanthin bebas pada basis anhidrat
2. Aseton: tidak lebih dari 30 mg/kg (jika menggunakan aseton)
3. Cemaran:
i. Arsen: tidak lebih dari 2,0 mg/kg
ii. Kadmium: tidak lebih dari 1,0 mg/kg
iii. Timbal: tidak lebih dari 1,0 mg/kg
iv. Merkuri: tidak lebih dari 1,0 mg/kg
4. Untuk astaxanthin dalam bentuk serbuk, maka harus menggunakan bahan pengisi (filler) yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan olahan sesuai ketentuan perundang-undangan.
|
Zat non-gizi |
Minuman serbuk kopi, Cokelat hitam manis, cokelat susu, cokelat putih, sari buah, madu, minuman cokelat, minuman serbuk berperisa, permen, tepung bumbu |
- - - |
|
|
5 |
Inosin |
Penambahan inosin pada produk pangan harus melalui pengkajian case by case dengan mempertimbangkan, antara lain karakteristik sensori, tujuan penambahan, dan peruntukkan produk pangan.
|
|
- |
- - - |
|
|
6 |
Kalium Kaseinat |
-
|
sumber protein susu |
Pangan Diet Khusus : Pangan untuk kontrol berat badan |
- - - |
|
|
7 |
Sitrulin Malat |
maksimum penggunaan 3 g/saji tanpa mencantumkan klaim apapun
|
- |
Pangan Tambahan Olahragawan (tidak termasuk minuman berbasis air berperisa, minuman elektrolit, dan particulated drinks) |
- - - |
|
|
8 |
Myo Inositol |
Myo Inositol diizinkan pada produk PKMK untuk Bayi Prematur dengan persyaratan : 4 - 74 mg/100kkal
|
- |
PKMK untuk Bayi Prematur |
13.1.3 - Formula Untuk Keperluan Medis Khusus bagi Bayi |
|
|
9 |
Isomaltulosa |
diizinkan digunakan pada pangan
|
- |
Minuman rasa susu |
14.1.4.1 - Minuman Berbasis Air Berperisa yang Berkarbonat |
|
|
10 |
Kasein Hidrolisat (Casein Hydrolysate) |
Sesuai dengan ketentuan Acuan Label Gizi (ALG) protein
|
Bahan Baku |
Minuman Berperisa, Susu Berperisa/Susu Rasa |
- - - |
|
|